Unduh App
Beranda
Informasi

Voucher & Diskon

Acara & Kegiatan

Knowledge Hub

Tentang Kami

Tentang Millway

Manfaat Menjadi Member

Tanya Jawab

Hubungi Kami

Kebijakan Privasi

Bantuan Dokter

Janji Temu Dokter

Tanya Dokter

Produk
Vila & Apt.
Tiket
Mitra
Akun Ku
Masuk
Daftar
Gaya Hidup SehatKesehatan dan Nutrisi

Kenapa Kalau Stres, Jadi Pengen Ngemil Manis?

Ditulis oleh Millway Wellness Team • 05 Aug 2025 (Selasa.)

Pernah merasa ingin makan cokelat, es krim, atau kue manis saat sedang stres, kesal, atau cemas? Kamu tidak sendiri. Banyak orang secara refleks mencari camilan manis ketika suasana hati sedang tidak baik.

Tapi apa sebenarnya yang terjadi di balik keinginan itu? Apakah tubuh kita memang membutuhkan gula saat stres, atau ini hanya kebiasaan yang tak disadari?

Mari kita bahas lebih dalam hubungan antara stres, otak, dan craving makanan manis.


Gula: “Obat Sementara” untuk Otak yang Stres

Saat tubuh mengalami stres, sistem saraf melepaskan hormon kortisol. Kortisol memicu reaksi "fight or flight" — tubuh jadi lebih waspada, detak jantung meningkat, dan energi difokuskan untuk bertahan.

Masalahnya, kondisi ini membuat otak juga mencari pelarian instan untuk menenangkan diri. Gula, terutama dalam bentuk glukosa, bisa memberikan efek “reward” dan kenyamanan secara cepat karena:

  • Meningkatkan serotonin (hormon yang membuat kita merasa tenang)
  • Meningkatkan dopamin (hormon kesenangan)
  • Memberi energi instan

Hasilnya? Kita merasa lebih baik… untuk sementara waktu.


Tapi Hati-Hati, Efeknya Bisa Berbahaya

Meskipun efeknya langsung terasa, konsumsi gula saat stres bisa menimbulkan masalah jangka panjang:

  • Mood cepat naik turun

    Gula menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis, diikuti penurunan yang cepat. Ini membuat emosi jadi tidak stabil.

  • Risiko kecanduan

    Semakin sering menjadikan gula sebagai pelarian, semakin besar risiko terbentuknya kebiasaan konsumsi berlebihan.

  • Beban metabolisme meningkat

    Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik lainnya.


Kenapa Craving Manis Terjadi Saat Stres?

Secara biologis, ini adalah bentuk "coping mechanism" primitif. Otak manusia didesain untuk mencari kenyamanan ketika terancam — termasuk ancaman psikologis seperti tekanan kerja, konflik, atau kelelahan emosional.

Ketika serotonin dan dopamin menurun akibat stres, tubuh mencari sumber eksternal untuk menyeimbangkannya. Gula adalah pilihan cepat dan mudah — tapi bukan yang paling sehat.


Solusi yang Lebih Aman dan Menenangkan

Kabar baiknya, kamu bisa melatih tubuh dan pikiran untuk mencari pelarian yang lebih sehat saat stres datang. Berikut beberapa alternatif:

Pilih cokelat hitam: Lebih rendah gula, tapi tetap memberi efek menenangkan.

  • Makan buah manis alami: Pisang, kurma, atau mangga bisa jadi alternatif.
  • Minum air dingin: Kadang tubuh keliru mengartikan dehidrasi sebagai lapar.
  • Latihan pernapasan: 3 menit napas dalam bisa bantu menurunkan kortisol.
  • Menulis isi hati: Journaling membantu mengurai emosi secara sehat.

Kesimpulan

Mengidam manis saat stres bukan tanda kamu lemah — tapi tanda bahwa tubuhmu sedang mencari kenyamanan. Tantangannya adalah bagaimana kita mengarahkan keinginan tersebut ke pilihan yang lebih baik.

Dengan mengenali pola ini dan menyediakan strategi coping yang lebih sehat, kamu bisa melindungi kesehatan mental dan fisik secara bersamaan.

Baca Juga