Intermittent fasting sedang jadi tren kesehatan populer. Banyak yang berhasil menurunkan berat badan, meningkatkan energi, hingga memperbaiki pola makan hanya dengan mengatur waktu makan. Tapi… mengapa sebagian orang justru tidak merasakan manfaat apa-apa?
Jika kamu merasa sudah berusaha keras tapi hasilnya minim, bisa jadi kamu melakukan kesalahan yang umum tapi berdampak besar. Yuk, kenali dan hindari empat “dosa besar” dalam intermittent fasting menurut Nutrition Expert Thomas DeLauer!
Saat puasa, ukuran lambung menyusut. Akibatnya, banyak orang jadi makan lebih sedikit dari kebutuhan tubuh. Padahal, tubuh tetap memerlukan cukup nutrisi agar bisa berfungsi optimal selama fase puasa.
Solusi:
Fokuslah pada makanan padat nutrisi dan tinggi lemak sehat seperti:
Makanan-makanan ini akan membantu tubuhmu tetap bertenaga dan tidak merasa lemas saat berpuasa.
Satu sendok krimer atau susu di kopi bisa tampak sepele. Tapi kenyataannya, itu bisa memicu respon insulin dan membatalkan status puasa.
Solusi:
Untuk menjaga manfaat maksimal intermittent fasting, hindari kalori sama sekali selama fase puasa. Pilih:
Hindari:
Makanan-makanan ini akan membantu tubuhmu tetap bertenaga dan tidak merasa lemas saat berpuasa.
Saat berpuasa, tubuh melakukan detoksifikasi. Proses ini membutuhkan cairan untuk membuang racun hasil pembakaran lemak. Jika kamu kurang minum, tubuh akan menumpuk racun dan menimbulkan efek seperti sakit kepala, pusing, dan lemas.
Solusi:
Puasa dapat menurunkan kadar elektrolit seperti natrium, magnesium, dan kalium. Akibatnya, kamu bisa mengalami:
Solusi:
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu bisa memaksimalkan manfaat intermittent fasting. Tapi ingat, perubahan gaya hidup sehat adalah perjalanan jangka panjang.