Fenomena mukbang, menonton seseorang makan dalam jumlah besar di depan kamera, semakin populer di media sosial. Konten ini terlihat seru dan menghibur, bahkan sering membuat penonton merasa FOMO (fear of missing out) hingga tergoda untuk ikut challenge serupa. Namun, di balik popularitasnya, ada sisi gelap yang memengaruhi psikologi dan kesehatan tubuh.
Video mukbang sering menampilkan kreator yang tampak lahap dan menikmati makanan ekstrem: mie pedas 10 bungkus, porsi besar gorengan, atau challenge makanan manis berlebihan. Tapi jarang ada yang tahu proses di balik layar:
Mukbang bukan sekadar hiburan. Konsumsi konten ini berulang kali bisa mengubah cara pandang penonton terhadap makanan:
Selain efek psikologis, mukbang juga membawa risiko kesehatan serius bagi tubuh, baik pada kreator maupun penonton yang ikut challenge:
Tren mukbang bisa terlihat seru dan menghibur, tapi dampaknya tidak bisa dianggap enteng. Bagi penonton, FOMO hanya akan membuat pola makan semakin berantakan. Bagi kreator, konten ekstrem bisa membawa risiko kesehatan serius. Kesehatan tubuh tidak seharusnya dikorbankan demi konten viral.
Mindful eating adalah solusi: makan dengan porsi wajar, menikmati setiap suapan, dan mendengarkan sinyal tubuh. Hiburan bisa dicari, tapi jangan sampai tubuh yang jadi bayarannya.