Unduh App
Beranda
Informasi

Voucher & Diskon

Acara & Kegiatan

Knowledge Hub

Tentang Kami

Tentang Millway

Manfaat Menjadi Member

Tanya Jawab

Hubungi Kami

Kebijakan Privasi

Bantuan Dokter

Janji Temu Dokter

Tanya Dokter

Produk
Vila & Apt.
Tiket
Mitra
Akun Ku
Masuk
Daftar
Mindful EatingStress ManagementHealthy Habits for Gen Z

Alasan Dibalik Rasa Lapar yang Mendadak Muncul Dimalam Hari

Ditulis oleh Millway Wellness Team • 16 Sep 2025 (Selasa.)

Pernah tiba-tiba merasa lapar di tengah malam, padahal kamu sudah makan malam cukup? Bayangan mie instan, keripik, atau bahkan burger cepat saji muncul begitu saja di kepala. Rasa lapar yang datang mendadak ini sering bikin kita langsung membuka kulkas atau aplikasi delivery. Tapi, apakah itu benar-benar rasa lapar dari tubuh? Atau justru ada sinyal lain yang sedang bekerja?


Ketika Stres Menyamar Jadi Lapar

Setelah seharian penuh tugas kuliah, pekerjaan, atau masalah pribadi, tubuh mengalami stres. Saat stres, hormon kortisol meningkat. Kortisol inilah yang sering memicu rasa ingin makan, bahkan ketika tubuh sebenarnya tidak kekurangan energi. Otak mencari cara cepat untuk merasa nyaman, dan makanan, terutama yang manis atau gurih, menjadi “hadiah” instan yang paling mudah didapat.

Fenomena ini disebut emotional eating. Kamu makan bukan karena lapar fisik, melainkan karena emosi yang butuh pelarian. Sama seperti orang yang menyalakan Netflix ketika overthinking, atau scroll media sosial tanpa henti, sebagian orang menggunakan makanan sebagai cara menenangkan diri.


Lapar Fisik vs Lapar Emosional

Sulit membedakan keduanya? Ada beberapa tanda sederhana yang bisa jadi patokan:

  • Lapar fisik berkembang perlahan, bisa ditunda, dan hilang setelah makan secukupnya.
  • Lapar emosional muncul tiba-tiba, terasa mendesak, dan sering membuatmu terus makan meski perut sudah penuh.

Jika lapar datang mendadak dan kamu sangat mengidam makanan tertentu (biasanya junk food atau makanan manis), besar kemungkinan itu lapar emosional, bukan lapar fisik.


Risiko Jangka Panjang Jika Dibiarkan

Sesekali ngemil tengah malam mungkin terasa tidak masalah. Tapi jika menjadi kebiasaan, dampaknya bisa serius. Emotional eating sering memicu:

  • Kenaikan berat badan dan obesitas
  • Gangguan metabolik seperti resistensi insulin dan diabetes tipe 2
  • Masalah mental: rasa bersalah, cemas, hingga mood swing

Lebih berbahaya lagi, tubuh terbiasa mengasosiasikan emosi negatif dengan makanan. Siklus ini membuat kita makin sulit mencari solusi sehat ketika stres.


Cara Menghadapinya dengan Lebih Bijak

Kabar baiknya, ada cara sederhana untuk keluar dari pola ini. Tidak harus langsung berhenti ngemil malam sama sekali, tapi mulai dengan langkah kecil yang konsisten:

  • Berhenti sejenak dan tanyakan pada diri sendiri: “Apakah aku benar-benar lapar, atau hanya stres?”
  • Alihkan perhatian dengan aktivitas menenangkan: journaling, stretching, mandi air hangat, atau meditasi singkat.
  • Jika memang lapar, pilih snack yang lebih sehat: buah segar, segelas susu hangat, atau kacang utuh.
  • Latih mindfulness eating: kunyah perlahan, rasakan setiap gigitan, dan hentikan saat mulai kenyang.

Kesimpulan

Lapar tengah malam tidak selalu berarti tubuh butuh energi tambahan. Sering kali, itu adalah bahasa lain dari stres yang belum terkelola. Dengan lebih peka terhadap sinyal tubuh, kita bisa mengurangi kebiasaan makan berlebihan, menjaga kesehatan fisik, sekaligus belajar mengelola emosi dengan lebih baik.

Baca Juga

Keranjang Belanja