Dalam perjalanan menurunkan berat badan, kita sering kali terjebak dalam pola pikir yang keras: “aku harus disiplin,” “aku tidak boleh gagal,” atau “aku harus lebih kuat dari kemarin.” Semangat itu memang baik, tapi bila dijalani tanpa belas kasih pada diri sendiri, hasilnya bisa jadi kelelahan emosional yang disebut compassion fatigue.
Istilah ini awalnya digunakan dalam dunia psikologi untuk menggambarkan kelelahan emosional yang dialami seseorang karena terus berempati kepada orang lain. Namun dalam konteks diet, compassion fatigue bisa terjadi saat kita kehilangan empati terhadap diri sendiri — terus memaksa tubuh untuk mengikuti aturan, bahkan ketika tubuh sudah lelah.
Kamu mungkin mulai dari niat baik: ingin lebih sehat, lebih ringan, lebih percaya diri. Tapi seiring waktu, jika semua terasa seperti beban, itu pertanda tubuh dan pikiranmu butuh istirahat — bukan motivasi baru.
Ini bukan tanda bahwa kamu kurang kuat — justru ini tanda bahwa kamu sudah berjuang terlalu lama tanpa jeda.
Compassion fatigue mengingatkan kita bahwa perjalanan menuju sehat bukan perlombaan, melainkan proses yang penuh nuansa. Menurunkan berat badan seharusnya tidak membuatmu kehilangan cinta pada tubuh sendiri. Kadang yang kamu butuhkan bukan lebih banyak usaha, tapi lebih banyak penerimaan.