Coba Terapkan 10 Hal Ini!
VO₂ Max adalah kapasitas maksimal tubuh menggunakan oksigen saat aktivitas fisik. Ukur dengan smartwatch, aplikasi, atau medical check-up. Makin tinggi nilainya, makin lama kamu bisa olahraga tanpa lelah.
Lakukan jalan cepat, bersepeda santai, atau berenang selama 30 menit, 3–4 kali per minggu untuk membangun stamina dan efisiensi pernapasan.
Kombinasikan latihan intens dan ringan: misal 1 menit lari cepat lalu 2 menit jalan. Ulangi 5–6 kali. Teknik ini meningkatkan efisiensi pernapasan dan VO₂ Max.
Tidur cukup (7–9 jam) dan konsumsi makanan seimbang (karbo, protein, lemak sehat) sebelum dan sesudah olahraga. Hindari latihan berat saat perut kosong.
Latih pernapasan diafragma: tarik napas 4 detik, tahan 4 detik, buang pelan 6–8 detik. Lakukan setiap hari 5–10 menit agar tubuh terbiasa bernapas dalam saat latihan.
Latih core untuk postur stabil dan napas lebih efisien. Lakukan plank, dead bug, bird dog, dan latihan sejenis 3–4 kali seminggu.
Minum cukup sebelum dan saat olahraga. Hindari dehidrasi agar jantung dan paru-paru tidak bekerja ekstra. Targetkan warna urin kuning pucat sebagai tanda cukup cairan.
Kalau ngos-ngosan, jangan panik. Turunkan intensitas, atur napas, dan tetap tenang. Panik bikin napas makin berat dan gerakan makin kacau.
Pemanasan 5–10 menit dan pendinginan setelah latihan bantu tubuh transisi dengan aman. Ini juga mengurangi risiko cedera dan memperbaiki pernapasan.
Tambah durasi atau intensitas latihan secara bertahap. Fokus pada konsistensi mingguan dibanding latihan keras sesekali. Hasilnya akan terasa dalam 3–4 minggu.
Ingat, ngos-ngosan itu bukan tanda kamu lemah — tapi sinyal untuk mulai lebih pintar melatih tubuh. Mulailah dari hal kecil dan konsisten!