Bagi banyak orang, mandi adalah momen paling menyegarkan setelah berkeringat—entah itu setelah olahraga, bekerja di luar ruangan, atau sekadar beraktivitas di cuaca panas. Begitu keringat bercucuran, rasanya ingin segera membilas tubuh dengan air dingin agar segar kembali.
Namun, tahukah kamu? Kebiasaan langsung mandi saat tubuh masih panas dan berkeringat ternyata bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Pada sebagian orang, risikonya bahkan cukup serius.
Keringat adalah mekanisme alami tubuh untuk mengatur suhu. Saat suhu inti tubuh naik karena aktivitas fisik atau cuaca panas, otak memerintahkan kelenjar keringat untuk mengeluarkan cairan. Proses penguapan keringat dari kulit membantu membuang panas dan menurunkan suhu tubuh.
Selain itu:
Di fase ini, tubuh masih dalam “mode pendinginan” dan belum kembali ke kondisi normal.
Ketika tubuh yang panas dan berkeringat langsung terkena air dingin, terjadilah perubahan suhu mendadak. Air dingin memicu vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah), yang mengubah aliran darah secara tiba-tiba.
Selain itu:
Penurunan tekanan darah mendadak bisa membuat pasokan oksigen ke otak berkurang, memicu rasa pusing, mual, atau bahkan pingsan.
Pada orang dengan riwayat penyakit jantung, perubahan suhu mendadak bisa memicu aritmia atau serangan jantung.
Perbedaan suhu ekstrem membuat otot menegang tiba-tiba, meningkatkan risiko kram, terutama di leher dan punggung.
Perubahan suhu cepat dapat memengaruhi cairan sinovial pada sendi, membuatnya kaku sesaat setelah mandi.
Agar aman, berikan jeda 15–20 menit setelah aktivitas berat sebelum mandi. Jeda ini memberi waktu tubuh untuk:
Langsung mandi setelah berkeringat memang memberi rasa segar sesaat, tapi menyimpan risiko tersembunyi bagi kesehatan. Memberi jeda waktu dan memilih metode mandi yang tepat akan membantu menjaga kesehatan jantung, otot, dan peredaran darah.
Ingat, menyegarkan tubuh itu penting, tapi keselamatan selalu nomor satu.