Banyak orang merasa sudah cukup sehat hanya dengan olahraga rutin setiap pagi atau sore. Tapi, kalau sisa waktumu dihabiskan dengan duduk lama di depan laptop atau layar, risiko kesehatan tetap mengintai. Duduk lama disebut sebagai silent killer karena efek buruknya sering tidak langsung terasa, namun perlahan menggerogoti kesehatan tubuh.
Menurut data Riskesdas 2023, proporsi masyarakat Indonesia dengan gaya hidup sedentary (kurang gerak) mencapai lebih dari 40% di kota besar. Angka ini semakin tinggi di kalangan pekerja kantoran dan mahasiswa yang menghabiskan lebih dari 6 jam duduk setiap hari.
Apalagi dengan tren WFH dan hybrid work, waktu duduk di depan layar semakin meningkat. Padahal, tubuh manusia tidak dirancang untuk duduk statis terlalu lama.
Ketika kamu duduk lebih dari 4–6 jam, tubuh mulai mengalami perlambatan metabolisme:
Mungkin kamu berpikir: “Kan aku udah olahraga 30 menit tiap hari?” Sayangnya, riset modern justru menunjukkan hal sebaliknya.
Penelitian dari Harvard University menemukan bahwa 1 jam olahraga tidak cukup untuk menetralkan dampak duduk 6–8 jam sehari. Bahkan, orang yang rajin olahraga tapi tetap duduk terlalu lama masih punya risiko lebih tinggi terkena diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
Berikut beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul jika duduk terlalu lama dibiarkan:
Kabar baiknya, kamu tidak perlu langsung ikut maraton untuk melawan efek duduk lama. Yang kamu butuhkan adalah micro-movement — gerakan kecil yang dilakukan sepanjang hari.
Olahraga tetap penting, tapi tidak bisa jadi alasan untuk duduk seharian penuh. Tubuh manusia butuh bergerak secara konsisten agar tetap sehat.